Utusan Malaysia hari ini melaporkan ada pihak menghantar pesanan melalui twitter untuk mengugut bunuh setiap pelajar Malaysia di Indonesia ekoran berang dengan kekalahan pasukan Indonesia ketika menghadapi perlawanan menentang Malaysia di peringkat akhir Sukan Sea acara bola sepak tempoh hari.
Namun dilaporkan pengguna twitter berkenaan sudah pun memohon maaf di atas keterlanjuran katanya yang dikirimkan kepada beberapa artis Malaysia. Nampaknya penyokong Indonesia perlu muhasabah diri sebagaimana dilakukan oleh seorang warga Indonesia yang meninggalkan ulasan berikut di laman facebook Nobisha :
Nobisha :
Saya tertarik dengan tulisan seorang warga Indonesia, Arif Bawono Surya dalam "Kompasiana" yang dipetik oleh sahabat saya, Asrul Muzaffar Mohammed.
Begini analisis Arif mengenai kekalahan pasukan bola sepak Indonesia:
Kenapa Indonesia tidak bisa mengalahkan Malaysia di GBK? Jawabannya adalah karena motivasi Indonesia untuk menang adalah motivasi kebencian dan dendam. Seperti diketahui benci dan dendam adalah dua energi yang sangat NEGATIF.
Maka begitu berkumpul di stadion yang penuh dengan aura kebencian dan dendam energi negatif itu terakumulasi besar sekali. Dan percaya atau tidak energi negatif itu akan menular ke dalam lapangan.
Dan permainan pun kacau sekali, ditambah seluruh stadion yang menyumpah serapah negara lawan. Maka doa yang didasari oleh energi negatif tidak akan sampai dan diterima oleh Tuhan.
Justeru doa penonton Malaysia yang datang ke GBK dikabulkan.
Kenapa?
Karena mereka termasuk orang-orang yang teraniaya,sebagai tamu mereka bukannya dihormati tetapi malah disumpah-serapah. Padahal mereka belum tentu salah, maka saat mereka berdoa meminta kemenangan, dengan cepat Tuhan mengabulkan. Doa orang-orang teraniaya lebih makbul!Nampaknya masih ada penyokong Indonesia yang bersikap rasional dalam menilai punca kekalahan mereka.
Selebihnya saya berharap agar keselamatan pelajar Malaysia di Indonesia sentiasa dipantau demi mengelakkan sesuatu kejadian yang tidak diingini berlaku.
YY : Layan Malaysia vs Syria pulak...
No comments:
Post a Comment