Berita mengenai seorang pembantu rumah kepada seorang Menteri telah pun mendapat liputan meluas media Indonesia hari ini.
Memetik kenyataan yang dikeluarkan oleh Migrant Care, pihak mereka menyatakan tidak takut jika dikenakan tindakan undang-undang kerana bukan pihak mereka yang mempublisitikan kes berkenaan. Dari sini saya nampak pihak Migrant Care memang dari awal lagi menyimpan kes ini kerana mereka merasakan bahawa kes ini sama sekali tidak benar.
Pihak Migrant Care juga menafikan mereka menyimpan kes ini demi kepentingan Menteri yang dikatakan terbabit dalam kes rogol berkenaan. Mereka mendakwa pihak Migrant Care tidak mempunyai apa kepentingan pun dengan menteri terbabit, jadi adalah sesuatu yang mustahil pihak Migrant Care tidak mendedahkan kes ini kepada umum kerana terdapat campur tangan Menteri terbabit.
Laporan dari Detik News sebuah portal berita Indonesia :
Jakarta - Migrant Care tidak pernah merasa membocorkan hasil investigasinya ke publik terkait dugaan kasus TKI Robingah (46) yang diperkosa seorang menteri Malaysia. Jika menteri terkait ingin mengugat Migrant Care, mereka siap menghadapinya.
"Kalau ada gugatan, Migrant Care tidak pernah mempublikasikan hasil investigasi. Jadi tidak ada kepentingan untuk tidak berani, karena ini sebuah kasus PRT," ujar Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, dalam konfresi pers di Restoran Warung Daun, Jl Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (7/1/2011).
Migrant Care juga membantah, memendam kasus ini karena ada kepentingan politik. Karena menurut Anis, tujuan berdirinya Migrant Care jelas untuk menangani kasus-kasus dan memberikan keadilan bagi buruh migran.
"Kalau ada gugatan, Migrant Care tidak pernah mempublikasikan hasil investigasi. Jadi tidak ada kepentingan untuk tidak berani, karena ini sebuah kasus PRT," ujar Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, dalam konfresi pers di Restoran Warung Daun, Jl Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (7/1/2011).
Migrant Care juga membantah, memendam kasus ini karena ada kepentingan politik. Karena menurut Anis, tujuan berdirinya Migrant Care jelas untuk menangani kasus-kasus dan memberikan keadilan bagi buruh migran.
"Migrant Care di luar panggung itu, kita fokus menangani kasus dan mendorong keadilan bagi buruh migran. Kalau ada pihak-pihak yang memanfaatkan itu di luar kontrol kita," ucapnya.
"Dan kita tidak punya kepentingan apapun dengan menteri itu," tegas Anis.
Kabar pemerkosaan terhadap Rubingah (46) asal Banjarnegara, diramaikan salah satu situs berita oposisi Malaysia, Harakah Daily. Harakah mengklaim ada bocoran WikiLeaks terkait hal itu, seperti ditulis seorang blogger Malaysia, Rocky Bru.
Namun diduga itu pelintiran Harakah yang menjadi oposisi UMNO. Sebab, Bru tidak menyebut demikian di blognya. Seperti dilansir detikcom dari blognya, yang berjudul 'Wikileaks: Malaysian senior politician and his maid?', Bru mengatakan sejauh ini kasak-kusuk WikiLeaks adalah diskusi antar blogger. Bru yang mantan Pemimpin Redaksi The Malaysia Mail pun belum tahu apakah benar ada bocoran WikiLeaks soal kasus perkosaan ini.
Bru hanya memberikan tautan dokumen lain yang bukan WikiLeaks. Dokumen itu adalah laporan investigasi lembaga pembela hak-hak pekerja asal Indonesia, Migrant Care. Dokumen Migrant Care ini juga yang menjadi modal pihak oposisi mengkritisi Rais Yatim, misalnya saja dari Solidariti Anak Muda Malaysia (SAMM).
Sementara, Rais Yatim pun dalam pernyataan kepada Kantor Berita milik pemerintah Malaysia, Bernama, membantah keras tudingan itu. "Saya membantah tuduhan perkosaan yang dilakukan empat tahun lalu ataupun tuduhan yang disampaikan oleh penulis liar di internet atau partai politik," kata dia dalam pernyataannya, Kamis (6/1) kemarin.
"Dan kita tidak punya kepentingan apapun dengan menteri itu," tegas Anis.
Kabar pemerkosaan terhadap Rubingah (46) asal Banjarnegara, diramaikan salah satu situs berita oposisi Malaysia, Harakah Daily. Harakah mengklaim ada bocoran WikiLeaks terkait hal itu, seperti ditulis seorang blogger Malaysia, Rocky Bru.
Namun diduga itu pelintiran Harakah yang menjadi oposisi UMNO. Sebab, Bru tidak menyebut demikian di blognya. Seperti dilansir detikcom dari blognya, yang berjudul 'Wikileaks: Malaysian senior politician and his maid?', Bru mengatakan sejauh ini kasak-kusuk WikiLeaks adalah diskusi antar blogger. Bru yang mantan Pemimpin Redaksi The Malaysia Mail pun belum tahu apakah benar ada bocoran WikiLeaks soal kasus perkosaan ini.
Bru hanya memberikan tautan dokumen lain yang bukan WikiLeaks. Dokumen itu adalah laporan investigasi lembaga pembela hak-hak pekerja asal Indonesia, Migrant Care. Dokumen Migrant Care ini juga yang menjadi modal pihak oposisi mengkritisi Rais Yatim, misalnya saja dari Solidariti Anak Muda Malaysia (SAMM).
Sementara, Rais Yatim pun dalam pernyataan kepada Kantor Berita milik pemerintah Malaysia, Bernama, membantah keras tudingan itu. "Saya membantah tuduhan perkosaan yang dilakukan empat tahun lalu ataupun tuduhan yang disampaikan oleh penulis liar di internet atau partai politik," kata dia dalam pernyataannya, Kamis (6/1) kemarin.
Kesimpulannya maksud pihak Migrant Care di sini, jika Menteri terbabit iaitu Datuk Seri Rais Yatim ingin mengambil tindakan undang-undang, bukan pihak mereka yang patut di saman sebaliknya adalah para blogger yang mempublisitikan kes ini.
No comments:
Post a Comment
Saya tidak akan bertanggungjawab di atas sebarang komen yang boleh membuatkan anda didakwa di mahkamah. Komen yang lari tajuk artikel mungkin akan dibuang. Segala komentar adalah tanggungjawab anda sendiri.
Harap Maklum yer saudara....
-YY-